Desa Ngotet Terbentuk sekitar tahun 1873 seperti dikisahkan oleh sesepuh Desa, pada masa itu ada beberapa tokoh Besar antara lain Saudagar besar dari Pesisir Utara, Guru besar dari Gunung Kendil, Karsa Pangi dan Maling Kentiri (seorang Ksatria Sakti yang ditugasi gurunya Datuk Lodang dari padepokan Kerep Sulang) untuk mengemban misinya bersama.

Sementara rombongan singgah di Padepokan Karsa Pangi yang merupakan  Tokoh besar yang bermukim dan menjadi pimpinan di wilayah itu (yang sekarang disebut Desa Ngotet), mereka  bertukar pikiran  dengan tokoh yang lain bertujuan  untuk membantu masyarakat miskin agar kehidupannya menjadi lebih baik dan sejahtera.

Selama masa singgah di Padepokan Karsa Pangi, mereka sering beraktifitas disebuah sendang (Saat ini Sendang berada diantara dukuh Ngotet Tengah dan Ngotet Lor /Di tepi aliran parit kecil) dan melihat beberapa ekor burung besar  berwarna hijau yang sedang minum di Sendang itu. Hampir setiap mereka beraktifitas di sendang tersebut, mereka bertemu  dengan burung besar berwarna hijau itu. Mereka berdebat untuk menentukan apakah itu burung Bangau atau burung  Betet; disangka burung Betet karena wananya yang hijau seperti layaknya burung Betet akan tetapi bentuknya besar gagah seperti burung Bangau, sehingga ada yang  berpendapat itu adalah burung Bangau karena bentuknya yang besar menyerupai burug Bangau. Melalui perdebatan tersebut mereka memberi sebutan  padepokan Karsa Pangi  menjadi “PADEPOKAN NGOTET (dari asal kata Bangau – Betet)”

Selang beberapa tahun wilayah padepokan semakin luas menjadi suatu wilayah /desa, serta murid–murid padepokan yang menetap dan menjadi warga/rakyat yang sejahtera. Sehingga wilayah padepokan Ngotet disebut desa NGOTET yang dipimpin oleh KARSA PANGI, Beliaulah yang menjadi cikal bakal pemimpin Desa Ngotet. Akan tetapi ditahun 1893 ada peristiwa aneh, beliau KARSA PANGI tidak ada sebab musabab menghilang begitu saja tanpa meninggalkan sesuatu apapun. Akhirnya kepemimpinan desa diteruskan oleh istrinya yang bernama Eyang Putri DARINAH  selama kurun waktu tujuh setengah tahun (± sampai Tahun 1905).

Setelah Eyang Putri DARINAH meninggal dunia, selama delapan tahun desa Ngotet tidak mempunyai pemimpin, maka melalui kesepakatan warga mengangkat salah satu murid terkasih Karsa Pangi yang bernama PABANG pada tahun 1913, karena beliau dianggap mampu meneruskan cita - cita dan perjuangan Karsa Pangi yang menjadikan desa  Ngotet menjadi desa yang besar, tentram, makmur, adil dan  sejahtera.

Selama masa kepemimpinan Pabang, desa Ngotet  mengalami kemajuan yang luar biasa. Jumlah penduduk/rakyat menjadi semakin banyak dan wilayah desa berkembang menjadi lebih luas menjadi beberapa wilayah yang sekarang dikenal sebagai wilayah dukuh Lor, dukuh Tengah dan dukuh Sambung (dukuh Kidul). Pada tahun 1962, sepeninggal Pabang, desa Ngotet dipimpin oleh Seorang Kepala Desa yang dipilih langsung secara demokrasi, berikut sisilah kepala desa Ngotet :